Monday, May 4, 2015

TIPE TEST PENDENGARAN BAGI PENYANDANG TUAN RUNGU

Seperti yang dijelaskan di artikel sebelumnya bahwa sebelum memilih ABD, diwajibkan mengikuti tes pendengaran untuk mendeteksi normal atau tidak indra pendengarannya? Bila hasilnya normal, tak ada masalah pendengarannya maka selamat anda boleh bernafas lega dan bersyukurilah. Tapi jika hasilnya justru sebaliknya, janganlah bersedih hati karena sesungguhnya anak itu adalah titipan Allah SWT dan yang dititipi anak merupakan orang tua PILIHAN sebab bila terpilih maka anda ORANG TUA ISTIMEWA yang mendapat anugerah ANAK SPESIAL pula!
Untuk itulah, orang tua yang terpilih hendaklah sadar bahwa diberikan kepercayaan oleh Allah dalam memikul tanggung jawab yang berat, besar dan penting dalam merawat, membimbing dan mendidik anak titipan berkebutuhan khusus namun percayalah Allah SWT tak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan orang tuanya. Karena orang tua yang dipercayai dititipkan anak berkebutuhan khusus (ABK) itu berarti Allah SWT pasti memiliki rencana yang tersembunyi yang hasilnya akan dipetik bila orang tua mampu bersabar dan berusaha ikhtiar dalam memberikan pendidikan yang layak bagi putra-putrinya.

Selanjutnya bila mendapat anak istimewa, langkah pertama untuk memaksimalkan pembimbingan yang tepat yakni berikanlah tes-tes pendengaran yang sesuai kebutuhan ABK. Di bawah ini akan dijelaskan berbagai tipe test yang umumnya ada di setiap rumah sakit dan klinik kesehatan THT. Tes-tes pendengaran hendaknya diperhatikan dengan teliti sebab pemberian tes itu harus disesuaikan dengan usia penyandang gangguan dengar. Yang berarti beberapa tes tak bisa diujikan pada semua usia karena hal ini tergantung fisik telinga dan kematangan otak dalam menerima dan menganalisa suara serta kemampuan mendengar.

Apa yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran?

Kerusakan bagian dari dalam telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Umum-nya ada masalah dalam saluran telinga atau telinga tengah, hal ini menyebabkan apa yang dikenal sebagai gangguan kehilangan pendengaran konduktif. Dalam gangguan pendengaran konduktif, pergerakan suara (konduksi) diblokir atau tidak lolos ke dalam telinga. Ada beberapa penyebab kehilangan pendengaran konduktif dan ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau sementara (semi permanen). Penyebab umum pada anak-anak adalah tersumbatnya kerangka cairan di ruang telinga tengah, atau dikenal sebagai lilin telinga.

Jika ruang berisi cairan yang disebut koklea atau saraf pendengaran tidak bekerja dengan baik ini menyebabkan apa yang dikenal sebagai gangguan pendengaran sensorineural. Biasanya ini berarti bahwa sel-sel rambut di koklea tidak bekerja dengan benar atau ada masalah dengan saraf pendengaran sehingga beberapa atau semua suara yang terdengar tidak dikirim/tersampaikan ke otak.

Kerugian pendengaran sensorineural biasanya permanen. Mereka bisa bersifat ringan, sedang, berat atau mendalam dan mempengaruhi satu atau kedua telinga.

Hal ini juga sangat mungkin dapat menyebabkan kerugian kehilangan pendengaran sensorineural dan konduktif yang terjadi bersama dalam dengan gangguan pendengaran campuran lainnya.
Oleh karena itu diperlukan tes audiometri. Apakah audiometri itu? Audiometri adalah kata medis yang digunakan yang berarti tes pendengaran. Pemeriksaan audiometri umumnya digunakan untuk memeriksa apakah ada masalah dengan salah satu mekanisme yang berbeda yang memungkinkan bagi kita untuk mendengar suara.

Bagaimana cara kerja audiometri?

Ada berbagai jenis tes yang dapat dilakukan untuk memeriksa kemampuan pendengaran. Mereka memiliki tes yang bervariasi sesuai dengan yang sedang diuji dan menjawab pertanyaan mengapa terjadi masalah gangguannya. Bayi yang baru lahir jelas tidak dapat menyatakan kapan mereka telah mendengar suara, oleh karena itu adanya metode yang istimewa/khusus yang biasa digunakan. Pada anak-anak balita, prinsip-prinsip pengujian mungkin sama, tetapi cara di mana pengujian dilakukan yang dapat disesuaikan kebutuhan tertentu untuk mendapatkan hasil yang paling akurat. Ada juga tes tambahan yang membantu untuk memeriksa seberapa baik telinga tengah dan otak bekerja dalam jalur pendengarannya.
Tes-tes pengujian pendengaran yang paling umum di instansi kesehatan, rumah sakit atau poliklinik yang akan diterangkan berikut.

Test Pendengaran Bagi Bayi Baru Lahir

ABD memiliki banyak macam jenis tergantung berat ringan gangguan dengar yang diderita. Biasanya sebelum memilih ABD, untuk usia bayi yang baru lahir sebaiknya ditest dahulu dgn OAE (Otoacoustic Emissions) yang merupakan cara tes yang tercepat, sederhana, dan tanpa rasa sakit untuk memantau bayi yang baru lahir jikalau ada gangguan pendengaran. Biasanya ada sebuah alat kecil bentuk earphones (cantelan kuping) berisi mikrofon dan sebuah pengeras suara mini. Pengeras suara mini itu membunyikan suara klik di dalam telinga. Bunyi ini akan merambat melewati masuk ke dalam corong penuh cairan yang disebut koklea. Kalau koklea dapat bekerja normal, ini akan mengirimkan kembali bunyi ke arah kanal telinga. Hal ini akan dideteksikan oleh mikrofon. Test ini bersifat sensitive yang bahkan gangguan dengar ringan dapat dideteksi sekalipun dan jika ada respons yang bagus maka tak akan dibutuhkan pengecekan tes lanjutan. 

Kadang-kadang, responsnya bisa tidak dapat dideteksi ketika tes sudah selesai dilaksanakan. Ini bisa menjadi petunjuk bahwa kemungkinan adanya masalah gangguan pendengaran tetapi bisa jadi bukan gangguan dengar karena lebih kemungkinan adanya pengaruh factor lainnya. Hal ini bisa saja terjadi karena bayinya belum diaturkan alat dengan benar, ruang periksa ada gangguan teknis suara, atau masih ada sisa cairan (air ketuban) yang tertinggal di dalam telinga. Test ini biasanya akan diulangi beberapa kali untuk memastikan keyakinana hasil respons pendengaran dan jika responsnya ternyata tidak menunjukkan hasil yang bagus, maka hal ini akan ditindaklanjuti dengan tipe tes lainnya yang disebut AABR (Automated Auditory Brainstem Response).

Pada tes AABR, alat kecil earphone akan memainkan bunyi klik dalam telinga sang bayi. Jika bayi dapat mendengar suara klik, maka akan nada sinyal balik melalui rambatan pendengaran yang diukur oleh sensorik yang berada di bawah kulit bayinya. Suara klik yang tertinggi biasanya tergantung yang ditentukan pada beberapa pengaturan level bunyinya. Jika hal ini tidak menghasilkan respons yang baik, maka mungkin diperlukan test dialogis lanjutan yang lebih rumit.

Kedua tes OAE dan AABR sangat baik dilakukan pada saat sang bayi sedang tidur, mengingat respons yang dihasilkan itu sangat kecil dan dapat tersembunyi bila ada banyaknya gerakan.

Test Pendengaran Bagi Anak Balita & Pra Remaja

Pada usia balita dan pra-remaja penyandang tunarungu, sebuah teknik yang disebut BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry), ASSR (Audiotory Steady State Response) dan VRA (Visual Reinforcement Audiometry) ini digunakan. Dalam tes ini, anak balita akan didengarkan berbagai suara melalui pengeras suara yang dilakukan dalam ruang tes kedap suara. Apabila anak dapat mendengar suara dan meneleng/memutar kepala ke arah suara mana yang terdengar maka akan diberikan penghargaan yang pantas. Biasanya penghargaan visual diberikan dengan mainan yang bercahaya atau bentuk lainnya. Orang yang mengetes pendengaran anak biasanya selain memeriksa daya pendengaran juga harus memantau gerakan dan rersponsnya untuk setiap penghargaan yang diberikan dari tiap kali anak merespons dengan putaran kepalanya terhadap suara.  Orang ini akan meneruskan beberapa tes lanjutan lainnya untuk memulai akses terhadap pendengaran anak dengan memperhatikan bagaimana respons anak dalam mendengarkan berbagai tipe suara yang berbeda.

Variasi bunyi-bunyi berbeda yang diberikan tes berdasarkan penghargaan itu biasanya digunakan pada anak usia yang cukup matang otak dan yang mudah diajak komunikasi.

Test Pendengaran Bagi Remaja dan Dewasa

Sebaliknya untuk remaja dan dewasa yang belum pernah memakai ABD bisa diuji tes yang disebut PTA (Pure Tone Audiometry). Dalam pengujian tes ini akan menggunakan sebuah mesin yang dinamakan audiometer dimana akan memainkan beberapa nada bunyi melalui headphone. Dalam setiap nada akan diatur mulai dari frekuensi lembut rendah yang berukuran hertz dan yang terkeras intensitas tinggi yang diukur disebut decibel.

Profesional kesehatan yang memegang tes ini akan mengendalikan pengaturan volume nada dan menurunkan frekuensi suara rendah hingga telinga tak dapat menangkap bunyi serendah itu. Kemudian nada akan pelan-pelan meninggi bunyinya hingga telinga mampu mendengar bunyi setinggi itu. Bila mampu merespons suara yang terdengar, dia akan mengangkat tangan atau memencet tombol setiap kali mendengar nada tersebut, walaupun nadanya yang tinggi dapat menyebabkan telinga lemah. Profesional kesehatan akan mengulangi tesnya beberapa kali dengan mengatur beberapa nada tinggi rendah suara beberapa kali untuk memastikan sejauh mana kemampuan telinga menangkap bunyinya. Tes ini dilakukan pada telinga secara terpisah.

Hasil tes itu akan tercetak dalam bentuk grafik yang khusus yang dinamakan audiogram yang mana akan membantu memperlihatkan tabel grafikasi dari gangguan pendengarannya.

Untuk Apa Audiometri Digunakan?

Audiometri ini digunakan untuk menunjukkan perbedaan keadaan yang termasuk di antaranya adalah :
•    Untuk mengevaluasi kemampuan gangguan pendengaran bagi siapapun yang diketahui memiliki masalah gangguan pendengaran pada satu atau kedua telinganya, atau bagi yang mengalami kesulitan dalam memahami kosakata dalam komunikasi.
•    Ketika menentukan jenis dan jumlah gangguan pendengaran (konduktif, sensorineural, atau keduanya).
•    Skrining bayi dan anak-anak untuk masalah gangguan dengar yang mungkin mengganggu kemampuan mereka untuk belajar berbicara atau memahami bahasa.
•    Untuk memantau gangguan pendengaran pada orang yang berulang kali terpapar suara keras (biasanya efek dari pengeras suara atau headphone yang disetel volume tinggi hingga merusak bagian sensitive dalam telinga) atau efek samping dari obat-obatan antibiotik keras tertentu seperti gentamisin, dll

Apa yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan audiometry?

Biasanya sangat sedikit persiapan yang diperlukan untuk tes audiometri. Jika Anda mengetahui masih ada sisa lilin di telinga anak, sebaiknya dibersihkan dahulu sebelum mengikuti uji tes sehingga tidak mengganggu hasil.
Biarkan orang yang melakukan tes mengetahui jika anda atau anak yang diuji telinga sedang sakit flu, radang dingin, demam atau baru-baru ini terkena infeksi telinga, karena hal ini dapat mengganggu hasil.

Apakah ada efek samping atau komplikasi dari audiometri?


Ini adalah tes yang sangat aman. Keluhan komplikasi yang timbul dari tes ini sangat jarang terjadi. Namun sebaiknya orang tua disarankan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya untuk mencari tes audiometri yang cocok dan terjangkau. Kalau mampu, baiknya lakukan tes tersebut secara bertahap dan berkala agar dapat mengetahui perkembangan pendengaran anak penyandang tunarungu. Sehingga hasil perkembangan pendengarannya dapat dipantau dengan baik sehingga bisa melakukan pemilihan ABD yang cocok dan sesuai kebutuhan tingkat pendengarannya karena ABD biasanya ada beberapa tipe yang berbeda yang disesuaikan tingakt berat ringan gangguan dengarnya. Pengujian tes pendengaran ini dapat digunakan untuk memilih apakah layaknya anak diberikan terapi bicara (TW, terapi wicara), AVT (Audio Verbal Teraphy) atau bahasa isyarat. Untuk itu sangat disarankan berkonsultasi dahulu dengan dokter THT dan terapis yang ahli dan terpercaya.

No comments:

Post a Comment