Seperti yang
dijelaskan di artikel sebelumnya bahwa sebelum memilih ABD, diwajibkan
mengikuti tes pendengaran untuk mendeteksi normal atau tidak indra
pendengarannya? Bila hasilnya normal, tak ada masalah pendengarannya maka
selamat anda boleh bernafas lega dan bersyukurilah. Tapi jika hasilnya justru
sebaliknya, janganlah bersedih hati karena sesungguhnya anak itu adalah titipan
Allah SWT dan yang dititipi anak merupakan orang tua PILIHAN sebab bila
terpilih maka anda ORANG TUA ISTIMEWA yang mendapat anugerah ANAK SPESIAL pula!
Untuk itulah, orang tua yang terpilih hendaklah sadar bahwa diberikan
kepercayaan oleh Allah dalam memikul tanggung jawab yang berat, besar dan
penting dalam merawat, membimbing dan mendidik anak titipan berkebutuhan khusus
namun percayalah Allah SWT tak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan
orang tuanya. Karena orang tua yang dipercayai dititipkan anak berkebutuhan
khusus (ABK) itu berarti Allah SWT pasti memiliki rencana yang tersembunyi yang
hasilnya akan dipetik bila orang tua mampu bersabar dan berusaha ikhtiar dalam
memberikan pendidikan yang layak bagi putra-putrinya.
Selanjutnya bila
mendapat anak istimewa, langkah pertama untuk memaksimalkan pembimbingan yang
tepat yakni berikanlah tes-tes pendengaran yang sesuai kebutuhan ABK. Di bawah
ini akan dijelaskan berbagai tipe test yang umumnya ada di setiap rumah sakit
dan klinik kesehatan THT. Tes-tes pendengaran hendaknya diperhatikan dengan
teliti sebab pemberian tes itu harus disesuaikan dengan usia penyandang
gangguan dengar. Yang berarti beberapa tes tak bisa diujikan pada semua usia
karena hal ini tergantung fisik telinga dan kematangan otak dalam menerima dan
menganalisa suara serta kemampuan mendengar.
Apa
yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran?
Kerusakan bagian
dari dalam telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Umum-nya ada masalah
dalam saluran telinga atau telinga tengah, hal ini menyebabkan apa yang dikenal
sebagai gangguan kehilangan pendengaran konduktif. Dalam gangguan pendengaran
konduktif, pergerakan suara (konduksi) diblokir atau tidak lolos ke dalam
telinga. Ada beberapa penyebab kehilangan pendengaran konduktif dan ini dapat
menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau sementara (semi permanen).
Penyebab umum pada anak-anak adalah tersumbatnya kerangka cairan di ruang
telinga tengah, atau dikenal sebagai lilin telinga.
Jika ruang berisi
cairan yang disebut koklea atau saraf pendengaran tidak bekerja dengan baik ini
menyebabkan apa yang dikenal sebagai gangguan pendengaran sensorineural.
Biasanya ini berarti bahwa sel-sel rambut di koklea tidak bekerja dengan benar atau
ada masalah dengan saraf pendengaran sehingga beberapa atau semua suara yang terdengar
tidak dikirim/tersampaikan ke otak.
Kerugian
pendengaran sensorineural biasanya permanen. Mereka bisa bersifat ringan,
sedang, berat atau mendalam dan mempengaruhi satu atau kedua telinga.
Hal ini juga sangat
mungkin dapat menyebabkan kerugian kehilangan pendengaran sensorineural dan
konduktif yang terjadi bersama dalam dengan gangguan pendengaran campuran
lainnya.
Oleh karena itu
diperlukan tes audiometri. Apakah audiometri itu? Audiometri adalah kata medis
yang digunakan yang berarti tes pendengaran. Pemeriksaan audiometri umumnya
digunakan untuk memeriksa apakah ada masalah dengan salah satu mekanisme yang
berbeda yang memungkinkan bagi kita untuk mendengar suara.
Bagaimana
cara kerja audiometri?
Ada berbagai jenis
tes yang dapat dilakukan untuk memeriksa kemampuan pendengaran. Mereka memiliki
tes yang bervariasi sesuai dengan yang sedang diuji dan menjawab pertanyaan mengapa
terjadi masalah gangguannya. Bayi yang baru lahir jelas tidak dapat menyatakan
kapan mereka telah mendengar suara, oleh karena itu adanya metode yang istimewa/khusus
yang biasa digunakan. Pada anak-anak balita, prinsip-prinsip pengujian mungkin
sama, tetapi cara di mana pengujian dilakukan yang dapat disesuaikan kebutuhan
tertentu untuk mendapatkan hasil yang paling akurat. Ada juga tes tambahan yang
membantu untuk memeriksa seberapa baik telinga tengah dan otak bekerja dalam jalur
pendengarannya.
Tes-tes pengujian
pendengaran yang paling umum di instansi kesehatan, rumah sakit atau poliklinik
yang akan diterangkan berikut.
Test
Pendengaran Bagi Bayi Baru Lahir
ABD memiliki banyak
macam jenis tergantung berat ringan gangguan dengar yang diderita. Biasanya
sebelum memilih ABD, untuk usia bayi yang baru lahir sebaiknya ditest dahulu
dgn OAE (Otoacoustic Emissions) yang merupakan cara tes yang tercepat,
sederhana, dan tanpa rasa sakit untuk memantau bayi yang baru lahir jikalau ada
gangguan pendengaran. Biasanya ada sebuah alat kecil bentuk earphones (cantelan
kuping) berisi mikrofon dan sebuah pengeras suara mini. Pengeras suara mini itu
membunyikan suara klik di dalam telinga. Bunyi ini akan merambat melewati masuk
ke dalam corong penuh cairan yang disebut koklea. Kalau koklea dapat bekerja
normal, ini akan mengirimkan kembali bunyi ke arah kanal telinga. Hal ini akan
dideteksikan oleh mikrofon. Test ini bersifat sensitive yang bahkan gangguan
dengar ringan dapat dideteksi sekalipun dan jika ada respons yang bagus maka
tak akan dibutuhkan pengecekan tes lanjutan.
Kadang-kadang,
responsnya bisa tidak dapat dideteksi ketika tes sudah selesai dilaksanakan.
Ini bisa menjadi petunjuk bahwa kemungkinan adanya masalah gangguan pendengaran
tetapi bisa jadi bukan gangguan dengar karena lebih kemungkinan adanya pengaruh
factor lainnya. Hal ini bisa saja terjadi karena bayinya belum diaturkan alat dengan
benar, ruang periksa ada gangguan teknis suara, atau masih ada sisa cairan (air
ketuban) yang tertinggal di dalam telinga. Test ini biasanya akan diulangi
beberapa kali untuk memastikan keyakinana hasil respons pendengaran dan jika
responsnya ternyata tidak menunjukkan hasil yang bagus, maka hal ini akan
ditindaklanjuti dengan tipe tes lainnya yang disebut AABR (Automated Auditory
Brainstem Response).
Pada tes AABR, alat
kecil earphone akan memainkan bunyi klik dalam telinga sang bayi. Jika bayi
dapat mendengar suara klik, maka akan nada sinyal balik melalui rambatan
pendengaran yang diukur oleh sensorik yang berada di bawah kulit bayinya. Suara
klik yang tertinggi biasanya tergantung yang ditentukan pada beberapa
pengaturan level bunyinya. Jika hal ini tidak menghasilkan respons yang baik, maka
mungkin diperlukan test dialogis lanjutan yang lebih rumit.
Kedua tes OAE dan
AABR sangat baik dilakukan pada saat sang bayi sedang tidur, mengingat respons
yang dihasilkan itu sangat kecil dan dapat tersembunyi bila ada banyaknya
gerakan.
Test
Pendengaran Bagi Anak Balita & Pra Remaja
Pada usia balita
dan pra-remaja penyandang tunarungu, sebuah teknik yang disebut BERA (Brainstem
Evoked Response Audiometry), ASSR (Audiotory Steady State Response) dan VRA
(Visual Reinforcement Audiometry) ini digunakan. Dalam tes ini, anak balita
akan didengarkan berbagai suara melalui pengeras suara yang dilakukan dalam
ruang tes kedap suara. Apabila anak dapat mendengar suara dan meneleng/memutar
kepala ke arah suara mana yang terdengar maka akan diberikan penghargaan yang
pantas. Biasanya penghargaan visual diberikan dengan mainan yang bercahaya atau
bentuk lainnya. Orang yang mengetes pendengaran anak biasanya selain memeriksa
daya pendengaran juga harus memantau gerakan dan rersponsnya untuk setiap
penghargaan yang diberikan dari tiap kali anak merespons dengan putaran
kepalanya terhadap suara. Orang ini akan
meneruskan beberapa tes lanjutan lainnya untuk memulai akses terhadap
pendengaran anak dengan memperhatikan bagaimana respons anak dalam mendengarkan
berbagai tipe suara yang berbeda.
Variasi bunyi-bunyi
berbeda yang diberikan tes berdasarkan penghargaan itu biasanya digunakan pada
anak usia yang cukup matang otak dan yang mudah diajak komunikasi.
Test
Pendengaran Bagi Remaja dan Dewasa
Sebaliknya untuk
remaja dan dewasa yang belum pernah memakai ABD bisa diuji tes yang disebut PTA
(Pure Tone Audiometry). Dalam pengujian tes ini akan menggunakan sebuah mesin
yang dinamakan audiometer dimana akan memainkan beberapa nada bunyi melalui
headphone. Dalam setiap nada akan diatur mulai dari frekuensi lembut rendah
yang berukuran hertz dan yang terkeras intensitas tinggi yang diukur disebut
decibel.
Profesional
kesehatan yang memegang tes ini akan mengendalikan pengaturan volume nada dan
menurunkan frekuensi suara rendah hingga telinga tak dapat menangkap bunyi
serendah itu. Kemudian nada akan pelan-pelan meninggi bunyinya hingga telinga
mampu mendengar bunyi setinggi itu. Bila mampu merespons suara yang terdengar,
dia akan mengangkat tangan atau memencet tombol setiap kali mendengar nada
tersebut, walaupun nadanya yang tinggi dapat menyebabkan telinga lemah.
Profesional kesehatan akan mengulangi tesnya beberapa kali dengan mengatur
beberapa nada tinggi rendah suara beberapa kali untuk memastikan sejauh mana
kemampuan telinga menangkap bunyinya. Tes ini dilakukan pada telinga secara
terpisah.
Hasil tes itu akan
tercetak dalam bentuk grafik yang khusus yang dinamakan audiogram yang mana akan
membantu memperlihatkan tabel grafikasi dari gangguan pendengarannya.
Untuk
Apa Audiometri Digunakan?
Audiometri ini
digunakan untuk menunjukkan perbedaan keadaan yang termasuk di antaranya adalah
:
• Untuk mengevaluasi kemampuan gangguan
pendengaran bagi siapapun yang diketahui memiliki masalah gangguan pendengaran
pada satu atau kedua telinganya, atau bagi yang mengalami kesulitan dalam
memahami kosakata dalam komunikasi.
• Ketika menentukan jenis dan jumlah gangguan
pendengaran (konduktif, sensorineural, atau keduanya).
• Skrining bayi dan anak-anak untuk masalah
gangguan dengar yang mungkin mengganggu kemampuan mereka untuk belajar
berbicara atau memahami bahasa.
• Untuk memantau gangguan pendengaran pada
orang yang berulang kali terpapar suara keras (biasanya efek dari pengeras
suara atau headphone yang disetel volume tinggi hingga merusak bagian sensitive
dalam telinga) atau efek samping dari obat-obatan antibiotik keras tertentu
seperti gentamisin, dll
Apa
yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan audiometry?
Biasanya sangat
sedikit persiapan yang diperlukan untuk tes audiometri. Jika Anda mengetahui
masih ada sisa lilin di telinga anak, sebaiknya dibersihkan dahulu sebelum
mengikuti uji tes sehingga tidak mengganggu hasil.
Biarkan orang yang
melakukan tes mengetahui jika anda atau anak yang diuji telinga sedang sakit
flu, radang dingin, demam atau baru-baru ini terkena infeksi telinga, karena
hal ini dapat mengganggu hasil.
Apakah
ada efek samping atau komplikasi dari audiometri?
Ini adalah tes yang
sangat aman. Keluhan komplikasi yang timbul dari tes ini sangat jarang terjadi.
Namun sebaiknya orang tua disarankan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
untuk mencari tes audiometri yang cocok dan terjangkau. Kalau mampu, baiknya
lakukan tes tersebut secara bertahap dan berkala agar dapat mengetahui
perkembangan pendengaran anak penyandang tunarungu. Sehingga hasil perkembangan
pendengarannya dapat dipantau dengan baik sehingga bisa melakukan pemilihan ABD
yang cocok dan sesuai kebutuhan tingkat pendengarannya karena ABD biasanya ada
beberapa tipe yang berbeda yang disesuaikan tingakt berat ringan gangguan
dengarnya. Pengujian tes pendengaran ini dapat digunakan untuk memilih apakah
layaknya anak diberikan terapi bicara (TW, terapi wicara), AVT (Audio Verbal
Teraphy) atau bahasa isyarat. Untuk itu sangat disarankan berkonsultasi dahulu
dengan dokter THT dan terapis yang ahli dan terpercaya.
No comments:
Post a Comment